Taman Ramadanu Magelang, Tempat Asyik Buat Narsis

Taman Ramadanu atau Taman Bunga Ramadanu merupakan salah satu dari sekian banyak tempat wisata baru yang bermunculan di Magelang. Sabtu (30/6) lalu saya menyempatkan diri ke sana bersama adik dan istri saya. Kebetulan minggu depan adik saya sudah masuk asrama sehingga dia minta untuk diajak jalan-jalan.

Taman Ramadanu menjadi pilihan kami karena jarak yang tidak jauh dari rumah dan juga biaya terjangkau.

Kami terkaget-kaget begitu sampai di kawasan taman ini. Jalanan ramai sekali dengan pengunjung serta orang berjualan berbagai macam dagangan, ada makanan, ikan hias, dan lain-lain. Mungkin suasananya mirip pasar malam.hehe Tempat wisata Taman Ramadanu ini masih relatif baru sehingga menarik animo pengunjung.

Semua Memiliki Alasan

Saya setuju ungkapan bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Semua ada alasannya. Hanya pengetahuan kita saja yang belum bisa menjangkaunya.

Saya pernah menemani seorang teman berikhtiar mencari pasangan. Dia satu kantor dengan saya. Umurnya sudah kepala tiga. Dia bertekad bahwa tahun itu harus menikah, setidaknya dapat calon.

Dalam waktu sekitar tiga minggu kami sudah mendatangi lima kandidat calon. Dari lima kandidat tersebut hanya satu yang mampu menggetarkan hati kawan saya, itupun akhirnya batal karena suatu hal.

Tahu tidak siapa perempuan yang akhirnya menjadi istri teman saya ini? Seorang karyawati baru di kantor kami yang belum genap satu tahun bekerja. Secara kriteria, perempuan ini 180 derajat berkebalikan dari kriteria idaman teman saya tersebut.

Tahun berikutnya perempuan tadi resign karena mungkin merasa tidak etis suami istri bekerja di satu kantor.

Dalam diri, saya mempunyai keyakinan bahwa perempuan tadi sengaja dikirim tuhan ke tempat kerja saya selama satu tahun saja hanya untuk menjadi jodoh teman saya tadi. 

So, segala sesuatu yang menimpa saat ini harus kita syukuri. Tuhan pasti punya skenario buat kita.

Si Kaya dan Si Miskin

Seringkali posisi kita ketika "di atas" membuat kita gampang meremehkan orang lain yang berada di bawah.

Godaan orang kaya adalah meremehkan orang yang miskin. Ketika berbicara dengan orang lain yang kekayaannya sederajat atau lebih tinggi ia tampak sopan dan hormat, namun ketika berbicara dengan orang yang miskin tampak meremehkan dan tidak mau berlama-lama. Seakan ia berprasangka bahwa Si Miskin ini hendak meminjam uang.

Harta memang menjadi sebuah alat manjur untuk meraih derajat tinggi di hadapan manusia. Berapa banyak politikus baru muncul bermodalkan harta melimpah, padahal kiprah di dunia politik dan organisasi mahasiswa minimal, tidak pernah terdengar.

Padahal, peran orang miskin bagi kita lebih besar daripada orang kaya. Ketika kita punya hajat di rumah, tetangga yang miskin tadi sigap angkat meja-kursi dan mendirikan tenda, yang kaya hanya ngobrol-ngobrol saja sambil mainan hape. Ketika ada orang meninggal, sebagian besar yang ikut menggali kubur lagi-lagi orang yang miskin tadi.

Saya tidak mengatakan bahwa orang miskin lebih baik dari orang kaya. Saya hanya ingin bilang bahwa tidak fair bersikap kepada manusia menggunakan parameter kaya dan miskin. Toh, Allah melihat kadar keimanan, buka kaya atau miskin.