Filosofi "Membakar Kapal"

Mungkin anda pernah mendengar kisah penaklukan Andalusia oleh umat Islam. Kisah ini adalah kisah yang legendaris. Di sekolah-sekolah Islam, kisah ini menjadi salah satu materi dalam mata pelajaran Tarikh atau Sejarah Kebudayaan Islam. Penaklukan tersebut terjadi pada 92 H dan dipimpin oleh Thariq bin Ziyad.   

Anda dapat googling untuk membaca detail kisah tersebut, saya tidak akan membahasnya pada artikel ini. Tetapi ada kejadian yang sangat menarik buat saya pada kisah tersebut. Yaitu momen Thariq bin Ziyad memerintahkan untuk membakar semua kapal yang membawa mereka ke tempat itu. Lalu beliau berkhotbah kepada 7000 pasukan yang dibawanya:
 
Wahai sekalian manusia, ke mana jalan pulang? Laut berada di belakang kalian, musuh di hadapan kalian. Sungguh keberadaan kalian di semenanjung ini lebih sempit daripada keberadaan anak yatim di tengah-tengah perjamuan orang-orang jahat. Sungguh kalian tidak memiliki apa-apa kecuali keikhlasan dan kesabaran. Musuh-musuh kalian sudah siaga, di depan dengan persenjataan mereka. Kekuatan mereka, besar sekali, sementara, kalian tidak memiliki bekal lain kecuali pedang-pedang kalian, dan tidak ada makanan bagi kalian kecuali yang dapat kalian rampas dari tangan musuh-musuh kalian. Sekiranya perang ini berkepanjangan, dan kalian tidak segera dapat mengatasinya, akan sirnalah kekuatan kalian. Ketakutan mereka terhadap kalian akan berubah menjadi keberadaan terhadap kalian.
 
 ------------------------------------------------------
Saya mengambil pelajaran berharga dari kisah tersebut. Mungkin seperti itulah "The Power of Kepepet" pada waktu itu. Kapal mereka sudah dibakar. Sehingga satu-satunya cara agar bisa hidup adalah dengan memenangkan perang. 
 
Kita pun sama. Mungkin terkadang kita juga butuh nekat. Kita harus berani mengorbankan sesuatu agar mendapat sesuatu yang lebih besar. Walaupun ada juga kemungkinan kita gagal meraih sesuatu yang lebih besar tersebut dan malah kehilangan sesuatu yang pertama tadi. Seseorang akan mampu mengeluarkan kekuatan yang tak terduga jika dia sudah dalam kondisi terdesak. 
 
Anda mungkin sekarang malu untuk jualan Cilok keliling dengan sepeda. Tetapi misalkan anda dipecat dari pekerjaan dan satu-satunya cara mendapat uang guna menafkahi keluarga hanya dengan jualan cilok, tentu rasa malu tadi akan hilang. Yang penting dapat uang halal untuk menafkahi keluarga. Persetan dengan malu. Bahkan lambat laun bisa jadi Anda menjadi juragan Cilok yang penghasilannya lebih besar daripada ketika  Anda bekerja tadi.

Sudah berani membakar "kapal" Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar