Sebuah Tulisan tentang Pekerjaan

Sejak kecil yang ditanyakan pada kita adalah "cita-cita". Besok kalau besar mau jadi apa? Entah sudah berapa ratus kali pertanyaan itu masuk ke telinga kita. Seolah-olah hidup di masa depan adalah tentang cita-cita saja (baca:kerja).

Apa kenyataannya begitu?
Dunia pendidikan saat ini lebih berorientasi kepada keterampilan kerja daripada pengembangan keilmuan. Pemerintah saat ini sangat mendorong sekolah vokasi. Mindset orang tua dalam menyekolahkan anak mereka adalah agar sukses dalam dunia kerja.

Apakah salah?

Tidak. Tidak salah. Hanya saja saya mempunyai pemikiran yang agak berbeda. Begini, misalkan saja usia kita hidup adalah 60 tahun. Selesai kuliah umur 22. Kita bekerja mulai umur 23 sampai 55 tahun misalnya. Coba hitung berapa persen waku kerja kita dari total umur. Lebih dari 50 persen bukan?

Sekali lagi itu tidak salah. Bahkan mulia jika niat bekerja untuk menafkahi keluarga. Tetapi saya mempunyai pilihan dan pandangan berbeda. Saya ingin bekerja keras sampai umur sekian, setelah itu saya tinggal menuai hasilnya dan waktu saya akan saya gunakan untuk hal-hal yang saya inginkan sesuai passion.

Untuk mewujudkan hal tersebut, saya tidak bisa bekerja dengan cara biasa-biasa saja seperti pada umumnya. Saya harus mencipakan passive income, sudah tidak menangani kerjaan secara langsung tetapi profit masih mengalir. Hal tersebut bisa tercapai setidaknya dengan dua hal, wirausaha dan investasi.

Banyak kasus yang saya tahu, seseorang yang bekerja di luar daerah (baca = ibu kota) tidak dapat pulang ke kampung halaman ketika orang tua sakit. Seorang pegawai yang tidak dapat cuti ketika istrinya melahirkan. Bahkan ibu melahirkan hanya mendapat cuti 3 bulan ketika melahirkan.

Melihat hal tersebut, yang menjadi renungan saya adalah: Kita bekerja untuk mencari uang agar hidup bahagia, lalu jika setelah bekerja kita tidak bisa melakukan hal-hal yang saya sebut ada paragraf sebelumnya, apakah kita bahagia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar