Kebaikan yang Sederhana


Ada kejadian di spot ini sesaat sebelum foto ini diambil. Seorang laki-laki muda menghampiri saya. Dia bersama teman perempuan. Mungkin pacarnya. Temannya menunggu dari jarak agak jauh, mungkin 10 meteran. 

Dia menyebut nama saya. Saya kaget dan bingung sesaat. Saya tidak bisa mengenalinya karena ia mengenakan topi dan masker. Pakaiannya semua serba hitam. Serba hitam dalam arti anak gaul ya, bukan seperti pakaian Ki Joko Bodo. 


"Siapa ya?", tanya saya. Ia lalu membuka masker.

Saya samar2  mengenalinya. Saya menyebut sebuah nama dan benar itu namanya. Dia murid di SMA tempat saya mengajar dulu. Lulus tahun 2015 kalau tidak salah.

Dia termasuk biasa-biasa saja prestasi akademiknya. Cenderung agak nakal. Teman-teman akrabnya termasuk siswa-siswa bandel di sekolah.

Tapi ada hal menarik dari kejadian tadi.

Meskipun saya tidak mengenalinya, ia berinisiatif untuk menyapa saya terlebih dahulu. Saya tahu ia awalnya ragu-ragu, di spot sebelumnya kami berada cukup dekat. Ia terlihat ragu untuk mendekati saya. 

Tapi akhirnya ia tetap memutuskan menyapa saya, meskipun kalau ia tidak menghampiri, saya juga tidak akan mengenalinya.

Saya salut. Pada titik ini saya tidak peduli lagi apakah dia dulu termasuk siswa yang pandai atau tidak. Saya hanya tahu saat ini dia menikiki sikap yang baik.

Semoga semua urusanmu selalu dimudahkan, Nak. Dan semoga selalu berada di jalan yang diridloi-Nya. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar